Growth Hack IPTEK Abad ke-21

Buta IPTEK Abad ke-21 (Vincent Gaspersz)
Dunia tempat kita hidup berubah cepat dan dinamis, di mana perubahan tetap menjadi satu-satunya yang konstan sedang berlangsung sangat cepat.
Alvin Toffler dengan tepat mengatakan bahwa buta huruf abad ke-21 bukanlah mereka yang tidak dapat membaca dan menulis, tetapi mereka yang tidak dapat belajar (Learn), melupakan atau menghilangkan mispersepsi (Unlearn), dan belajar kembali hal-hal baru (Relearn).
Mari kita memahami arti harfiah dari istilah-istilah Learn, Unlearn, Relearn dari kamus, yaitu: (1) belajar (Learn), melupakan atau membuang persepsi yang salah (Unlearn), dan belajar kembali (Relearn).
• Belajar (Learn): Untuk mendapatkan atau memperoleh pengetahuan atau keterampilan dalam (sesuatu) melalui pembelajaran (learning) dan pengalaman (experience). Belajar yang benar itu BUKAN datang secara fisik ke sekolah fisik (Gedung fisik) lalu bertemu secara fisik dengan guru/dosen, dan sekedar mencatat dan menghafal secara fisik. Learn Learning Formula berikut merupakan pembelajaran yang benar, apakah dilakukan secara daring (online) atau luring (tatap muka).
• Menghilangkan Mispersepsi (Unlearn): Untuk membuang atau menghilangkan sesuatu yang dipelajari secara salah selama ini, terutama informasi yang salah dan ketinggalan zaman yang membentuk FIXED Mindset kita sehingga sulit berkembang menjadi GROWTH Mindset, agar selanjutnya berproses transformasi menjadi GROWTH Attitudes, GROWTH Habits, and GROWTH Character.
• Belajar Kembali (Relearn): Untuk mempelajari sesuatu yang baru lagi, agar kita mampu menumbuhkembangkan GROWTH Mindset—GROWTH Attitudes—GROWTH Habits-GROWTH Character.
Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, jika TIDAK bisa mengantisipasi perubahan paradigma: Learn-Unlearn-Relearn yang sangat cepat di atas, akan menjadi orang yang BUTA IPTEK dalam Abad ke-21.
Daripada kita HANYA menumpuk informasi saja melalui pembelajaran berpikir tingkat rendah (LOTS = Lower Order Thinking Skills), maka kita harus siap untuk meninggalkan atau membuang metode lama seperti Pedagogy (pembelajaran anak kecil) dalam pembelajaran (Unlearn) dan mengadopsi atau mempelajari Kembali (Relearn) metode yang baru yaitu: Heutagogy—Peeragogy—Cybergogy untuk mendorong pertumbuhan kemajuan karir kita di berbagai bidang kehidupan.
Lao Tzu menjelaskannya dengan baik melalui kutipannya - untuk mencapai pengetahuan, tambahkan hal-hal bermanfaat setiap hari. Untuk mencapai kebijaksanaan, singkirkan hal-hal yang tidak bermanfaat setiap hari.
Sebuah survei terbaru dilakukan oleh Futurum Research melibatkan 1000 lebih eksekutif . Mereka ditanya tentang dampak teknologi digital pada bisnis mereka. Tanggapannya akan membuat kita sedikit paham: dua pertiga dari peserta merasa optimis tentang kemampuan mereka untuk mengikuti perubahan teknologi, dan sekitar setengah dari peserta merasa bahwa teknologi telah membuat mereka lebih kompetitif. Apakah kita tahu apa yang salah dengan setengah dari peserta? Jawabannya cukup sederhana. Mereka tidak siap untuk berubah, dalam istilah sederhana, tidak mampu mengadopsi metodologi 'Learn-Unlearn-Relearn'. Berarti ada sekitar 50% komunitas bisnis itu belum atau tidak siap dengan metodologi “Learn-Unlearn-Relearn” yang dikemukakan oleh Alvin Toffler itu. Jika komunitas bisnis saja masih ada sampai 50% yang belum siap, apalagi komunitas di luar bisnis yang selama ini dikenal lebih tertinggal daripada komunitas bisnis dalam hal adopsi metodologi pembelajaran baru: “Learn-Unlearn-Relearn” itu.
Dalam tri-metodologi tersebut, peran unlearning (menghilangkan atau membuang mispersepsi) adalah sangat vital di tempat kerja dalam dunia IDUKA global saat ini.
Beberapa tips unlearning yang dikemukakan dalam artikel berjudul 'unlearning is the new learning' oleh Susan Dumas, adalah sebagai berikut:
# 1 Kemauan adalah kunci kemajuan. Jadi, tumbuhkan rasa kemauan untuk mempelajari hal-hal baru sesuai kebutuhan zaman.
# 2 Menyingkirkan keyakinan yang membatasi diri dan mengejar yang tidak bermanfaat.
# 3 Psikologi manusia banyak berkaitan dengan pembelajaran. Jadi, relokasi (untuk memunculkan lingkungan baru) atau menjauh dari lokasi yang menghambat pembelajaran hal-hal baru sesuai kebutuhan masa kini dan masa depan.
# 4 Dikelilingi oleh orang-orang yang berpikiran sama menghambat pembelajaran. Jadi, belajarlah dari lawan atau mitra kita yaitu para profesional dari latar belakang profesi yang berbeda.
# 5 Kita belajar banyak di hari-hari awal kita. Itu hanya karena pikiran penasaran kita. Jadi, menumbuhkan rasa ingin tahu itu sangat penting.
#6 Penetapan tujuan SMART (spesifik, terukur, dapat dicapai, berorientasi hasil, dan tepat waktu) adalah yang paling penting. Ini membantu untuk memberikan motivasi dan kemandirian. Catatan: VG menambahkan dengan istilah SMARTERS (Specific, Maesurable, Achievable through actionable, results oriented, Timely, Evaluation, Review, Spirituality and supported by all resources).
# 7 Mengerjakannya sendirian sangat sulit. Jadi, dukungan terus menerus dari rekan kerja atau mitra kerja memainkan peran penting dalam mencapai sasaran utama atau tujuan hidup utama menggunakan tri-metodologi “Learn-Unlearn-Relearn” itu.
Salam SUCCESS
Posting Komentar