Agile: Sebuah Revolusi dalam Pengembangan Perangkat Lunak


Pada awal abad ke-21, dunia pengembangan perangkat lunak mulai mengalami perubahan yang signifikan. Agile, sebuah pendekatan baru yang lebih adaptif dan fleksibel, mulai muncul pada tahun 2001 di Amerika Serikat. Para pakar programmer saat itu sepakat untuk menciptakan suatu metodologi yang berfokus pada kebutuhan pengguna, bukan developer. Mereka pun bersatu dan menciptakan Manifesto Agile, suatu pernyataan nilai-nilai dasar yang akan memandu pengembangan perangkat lunak yang handal dan efisien.

Scrum: Salah Satu Metode Agile yang Populer

Setelah diterapkannya Manifesto Agile, berbagai teknik proses Agile mulai berkembang. Salah satu yang paling terkenal adalah Scrum. Scrum diciptakan untuk memudahkan proses pengembangan perangkat lunak dengan menghadirkan iterasi yang lebih pendek dan kolaborasi yang lebih erat antara anggota tim. Scrum Alliance, Scrum Org, Scrum Study, dan PMI melalui sertifikasi PMI-ACP, menjadi beberapa organisasi yang mempromosikan dan mensertifikasi praktisi Scrum.

Persaingan Organisasi Sertifikasi Agile

Masing-masing organisasi sertifikasi Agile menawarkan kelebihan masing-masing, namun pada dasarnya isi materi yang diajarkan tidak jauh berbeda. Pedoman pelaksanaannya juga sama, meskipun mungkin ada perbedaan kecil di beberapa aspek. Namun, persaingan antara organisasi sertifikasi ini tidak mengurangi esensi dari Agile itu sendiri.

Kesalahpahaman Tentang Agile dan Scrum

Dalam perkembangannya, sering terjadi kesalahpahaman di kalangan pemula Agile yang memiliki sertifikasi Scrum. Mereka merasa bahwa Scrum adalah bentuk Agile secara keseluruhan. Padahal, Scrum hanyalah salah satu bagian dari Agile, yang mencakup berbagai metode lainnya, seperti Kanban, Lean, Extreme Programming (XP), dan Feature-Driven Development (FDD).

Sebagai sebuah metodologi yang mengubah paradigma pengembangan perangkat lunak, Agile telah digerakkan oleh beberapa tokoh yang dianggap sebagai generasi pertama agilists. Mereka adalah para ahli yang menghadiri pertemuan pada tahun 2001 dan bersama-sama menciptakan Manifesto Agile. Beberapa di antaranya adalah praktisi ekstrem programmer yang sebelumnya telah menerapkan prinsip-prinsip Agile meskipun belum menggunakan istilah tersebut.

Dua tokoh Agile yang dikenal secara pribadi oleh penulis adalah Tom Meloche dan Kyle Aretae Griffin. Mereka merupakan praktisi Agile yang telah berkontribusi pada perkembangan dan penyebaran metode ini. Tentu saja, masih ada banyak tokoh-tokoh lainnya yang setara dan sepemikiran dengan Tom dan Kyle, namun penulis belum sempat bertemu mereka saat menulis buku ini.

Agile di Luar Industri IT

Seiring waktu, Agile telah menunjukkan keefektifan dan kefleksibelannya, sehingga banyak organisasi di luar industri IT mulai menerapkannya. Beberapa perusahaan terkenal yang telah mengadopsi Agile di berbagai sektor mencakup:

Spotify - Perusahaan streaming musik ini menerapkan Agile dalam pengembangan produk dan layanannya. Mereka menggunakan kerangka kerja Scrum dan juga menciptakan konsep "Squads, Tribes, Chapters, dan Guilds" untuk membangun tim yang lebih efisien dan efektif dalam pengembangan produk.

Barclays Bank - Bank ini telah mengadopsi prinsip-prinsip Agile dalam beberapa aspek bisnisnya, termasuk pengelolaan proyek dan pengembangan produk. Implementasi Agile di Barclays Bank telah membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan layanan baru.

Google Ventures - Divisi modal ventura dari Google ini mengadopsi Agile dalam pengelolaan investasi dan proyek-proyek portofolio. Dengan menggunakan prinsip-prinsip Agile, Google Ventures dapat beradaptasi dengan perubahan pasar dan membuat keputusan investasi yang lebih tepat.

Kesimpulan

Agile, yang awalnya merupakan metode pengembangan perangkat lunak, telah berhasil menarik perhatian dan diterapkan di berbagai sektor di luar industri IT. Berkat kontribusi tokoh-tokoh agilists generasi pertama dan ekstrem programmer, Agile telah membuktikan dirinya sebagai pendekatan yang adaptif dan efisien dalam mengelola proyek dan pengembangan produk. Perusahaan-perusahaan besar seperti Spotify, Barclays Bank, dan Google Ventures telah mengadopsi Agile dan menikmati manfaat yang ditawarkannya.

 Agile telah membawa revolusi dalam cara kerja pengembangan perangkat lunak. Dengan pendekatan yang lebih adaptif, fleksibel, dan berfokus pada kebutuhan pengguna, Agile telah membantu meningkatkan kualitas perangkat lunak serta kecepatan pengembangannya. Meskipun banyak organisasi sertifikasi saling bersaing, mereka semua memiliki tujuan yang sama: meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam pengembangan perangkat lunak melalui penerapan metode Agile.